Saturday, September 29, 2012

Menaklukan Gunung Gede


Gunung Gede adalah salah satu gunung yang harus ditaklukan bagi para pendaki. Gunung yang termasuk dalam wilayah Taman nasional Gede Pangrango di Jawa Barat ini, menjanjikan keindahan alam dan hijaunya hutan. Siapkan diri Anda!

Sekitar bulan Oktober 2011, saya berangkat ke Gunung Gede, Bogor, Jawa Barat bersama teman-teman pecinta alam dari NASAPALA (SMK Nasional Pecinta Alam). Saat itu sudah musim hujan, musim yang sebenarnya kurang bersahabat untuk mendaki gunung, kami berangkat pada Jumat malam dan mulai menaiki gunung pada Sabtu pagi. Perjalanan menuju puncak masih mudah, namun begitu sampai puncak, hujan tak berhenti mengguyur saya dan tim saya.
Setelah sampai puncak gunung gede kami menikmati puncak dengan segala keindahannya. Lalu hujan datang dan kami melewati puncak untuk turun menuju alun-alun Surya Kencana. Dalam perjalanan turun menuju Surya Kencana, malam sudah tiba, kami menuruni gunung seperti menurunin sungai berbatu yang berarus karena derasnya hujan. Dengan cahaya yang hanya berasal dari senter kami, kurang lebih 2 jam kami menuruni puncak menuju Surya Kencana.
Akhirnya kami tiba di Surya Kencana, ternyata perjuangan tak berhenti hanya sampai disitu. Hujan pun masih terus mengguyur, kami saling membantu membangun tenda dengan menggigil karena derasnya hujan yang disertai dengan angin yang kencang. Kami terpaksa masuk tenda dengan keadaan basah dan dengan kondisi tenda yang tidak layak ditiduri, karena setiap sudutnya diisi dengan genangan air.
Semalaman angin tak berhenti mencoba merobek tenda kami semua yang bertotal 4 tenda, hingga 1 tenda pun terbang. Tidur lelap pun saat itu hanya menjadi sebuah mimpi. Mungkin malam itu adalah malam terburuk yang pernah saya alami. Pagi hari sekitar pukul 8 pagi,  matahari baru mau memunculkan batang hidungnya dan memberi sedikit kehangatan bagi kami. Angin masih begitu menusuk, namun cahaya matahari berhasil meberi kami kehangatan. Kami nikmati Surya Kencana dengan sejuta pesonanya. Sebelum berangkat pulang menuju Jakarta di siang hari.

Pendakian Bersama Gn Pangrango hari Sumpah Pemuda (Green Ranger dan Kopasti)

Menurut sumber dari KOPASTI acara akan dilaksanakan tanggal 12 NOV 2010
salam Rimba...!!!
PEMBERITAHUAN
Pendakian Apel siaga sumpah pemuda Gn pangrango 3019 mdpl.
DIALIHKAN.di karenakan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango tutup mulai 01 oktober 2010 s/d 01 November 2010.
Pengalihan acara dilaksanakan pada pendakian gabungan apel siaga memperingati hari pahlawan 10 november yang dilaksanakan tanggal 12 s/d 14 november 2010. dan akan di informasikan pada undangan yg akan segera di beritahukan.
diharap saudara kami seluruh pencinta alam indonesia maklum adanya & maaf atas segala keterlambatan info..
salam lestari... persaudaraan selamanya...


to bang yudi, mohon di beritahukan kepada teman teman di forum kaskus akan hal ini. trmksh y bang 

Pendaftran: 50 rb/ orng.
Syrt pndftrn: ftcpy kartu identitas 1 lembar untk ijin asuransi, membawa peralatan standarisasi pendakian..
Fslts: -ijin asrnsi, -shall peta contur, -sertifikat piagam/ plakat kaca, barak penginapan, backup advnc,ppgd,sweper team. sudah termasuk trash bag untuk opsih

skema perjalanan

12 okt 2010
06:00 bngun pagi di barak dilanjtkan sarapan..
07.00-08.00 packing..
08.00 start cibodas tujuan mandalawangi.
12.00 kndng badak.
15.00 mandalawangi gn pangrango. Stay camp..
14 okt 2010
06.00 bangu pagi.. (jika peserta ingin mengejar sunrise pukul 05.00)
07.00 sarapan
08.00 apel siaga upacara bendera sumpah Pemuda ke-82
09.00 packing.
10.00 turun cibodas disertai opsih gunung.
15.00 barak cibodas.

Tmpt pendftran, basecamp Kopasti,The Greens, Friends of Indonesian Green Ranger. cibodas cianjur jawa barat..
peserta terbatas (80 orang)
pandaftaran ditutup jumat 29 oktober 2010 tepat pukul 13:00
Co person.
085793827898 bscmp pusat (cibodas)
085814727347 (yudi pi,ul)
085213748736 Didin (Bekasi)

salam lestari

Akhirnya PEH Bidang PTN Wilayah I Cianjur ketemu Si Totol


Berdasarkan hasil penelitian populasi macan tutul di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), diketahui estimasi populasi Macan Tutul (Panthera pardus) di TNGGP sebesar 22 individu (Ario dkk, 2009). Dengan adanya temuan beberapa individu muda dalam pelaksanaan monitoring Macan Tutul di TNGGP, dapat dikatakan adanya populasi yang sehat dalam kawasan dan terjadi kecenderungan peningkatan populasi. Untuk mengetahui dinamika populasi macan tutul di kawasan TNGGP perlu dilakukan pemantauan (monitoring) populasi secara intensif dari tahun ke tahun.
Sejak tahun 2008 PEH Bidang PTN Wilayah I Cianjur telah bekerjasama dengan Conservation International (CI) terkait Inventarisasi Populasi Macan Tutul khusus di wilayah Bidang PTN Wilayah I Cianjur. Kegiatan ini dilakukan secara berkelanjutan dan salah satu metode yang digunakan adalah monitoring secara tidak langsung dengan menggunakan camera trap/Kamera Penjebak dan ditempatkan di 4 (empat) Resort PTNWilayah yakni Mandalawangi, Gunung Putri, Sarongge dan Tegallega. Selama 3 (tahun) Tim Inventarisasi Populasi Macan Tutul belum dapat menemukan foto maupun video macan tutul, hal ini disebabkan keterbatasan jumlah camera trap, dan pernah juga 1 camera trap hilang selain itu pemilihan lokasi yang tidak tepat.
Akhirnya pada bulan Mei 2012 dengan berbagai pertimbangan penempatan camera trap difokuskan pada 1 (satu) lokasi tertentu yang diindikasikan terdapat keberadaan individu dimana salah satu indikatornya ditemukan cakaran kuku Macan Tutul pada salah satu pohon. Setelah 3 kali pengecekan dengan interval wakut 1 (satu) bulan, maka pada tanggal 6 September 2012 Tim PEH Cianjur dan CI berhasil mendapatkan rekaman data berupa Video dan poto dengan indikasi 1 ekor anak (betina)  dan 2 ekor dewasa (1 jantan, 1 betina).
Populasi Macan Tutul di TNGGP dengan informasi awal sebesar 22 individu (Ario dkk, 2009), maka dengan didapatkannya rekaman data berupa foto dan vidio oleh Tim PEH Cianjur dan CI maka estimasi populasi sementara Macan Tutul di TNGGP sebesar 25 individu (PEH Bidang PTN Wil.I Cianjur & CI).

Sunday, September 23, 2012

Ranu Kumbolo, Surga Pendaki di Gunung Semeru


Indahnya Ranu Kumbolo - Java Jalan

Indahnya Ranu Kumbolo


Sunset di Ranu Kumbolo - Java Jalan

Sunset di Ranu Kumbolo


Trekking menuju Ranu Kumbolo - Java Jalan

Trekking menuju Ranu Kumbolo


Pendaki mana yang tak kenal Danau Ranu Kumbolo? Spot ini menjadi surganya para pendaki yang bertualang di Gunung Semeru, Jawa Timur. Kecantikan danau ini menjadi kenangan terindah.
Kali ini saya bersama Tim Java Jalan mengadakan trip ke Ranu Kumbolo. Perjalanan menuju Ranu Kumbolo dimulai dari Surabaya dengan menaiki bus menuju Malang. Perjalanan yang cepat menuju Malang, hanya membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam. Selanjutnya, kami tiba di Arjosari dan meneruskan perjalanan dengan angkutan umum menuju Tumpang.
Saat berada di dalam angkot, kami sempat berkenalan dengan salah satu ibu paruh baya yang dulunya juga hobi mendaki gunung. Dengan antusias, beliau memberikan tips-tips mendaki dan tempat yang wajib kami kunjungi saat berada di Semeru.
Sesampainya di Tumpang, kami berhenti di sebuah mini market. Kawasan Tumpang seolah berubah menjadi kampung pendaki. Ya, banyak sekali pendaki yang mau melakukan pendakian ke Gunung Semeru saat itu. Pendaki-pendaki ini berasal dari berbagai daerah. Mulai dari Pulau Jawa, luar Pulau Jawa, sampai pendaki luar negeri juga ada. Seperti sudah lama kenal, tanpa canggung kami pun bertukar pikiran sambil menunggu waktu pendakian.
Tim Java Jalan akhirnya memutuskan untuk naik truk ke Ranu Pani bersama teman-teman dari Tangerang. Cukup dengan harga Rp 30.000 saja, Anda beserta rombongan sudah bisa mendapatkan truk yang disewa. Setelah 2 jam menempuh perjalanan, kami harus bertahan melewati jalur panjang yang berkelok. Setelah terkoyak-koyak selama perjalanan, tidak terasa kami sudah berada di Ranu Pani. Saat turun dari truk, sudah ada beberapa rombongan pendaki yang menyambut kedatangan tim kami.
Memutuskan untuk bermalam di beberapa rumah penduduk menjadi pilihan yang tempat untuk beristirahat. Beruntung, malam itu kami bisa menginap di rumah Bapak Sumardji. Bila Anda melihat penampilannya, memang tidak ada yang istimewa. Akan tetapi, laki-laki ini menjadi salah satu saksi hidup yang turut andil dalam mengevakuasi jenazah Soe Hok Gie yang meninggal di puncak Semeru pada tahun 1969.
Setelah beristirahat semalaman, pagi harinya semua tim bergegas untuk mendaki Semeru. Eits, tunggu dulu! Sebelum mendaki, terlebih dahulu kami menikmati kelezatan soto dan nasi rawon. Menu buatan khas warung Pak Gareng ini, sudah sangat terkenal di kalangan pendaki. Ya, hampir semua pendaki menyempatkan diri untuk singgah di warung ini.
Puas merasakan kelezatan soto dan nasi rawon, perjalanan menuju Ranu Kumbolo pun dimulai. Jam di tangan sudah menunjukkan pukul 08.00 WIB. Pepohonan, awan putih, dan tanjakan yang menguras tenaga menjadi pemandangan khas selama pendakian. Suasana pendakian semakin seru, ketika berpapasan dengan rombongan lain.
Hari itu kami bertemu dengan tim Komunitas Ekologi Pecinta Alam (EPA). EPA merupakan kumpulan pelajar yang mencintai lingkungan dan keindahan alam. Seperti pendakian kali ini, mereka tidak hanya berjalan menuju puncak Semeru. Namun, selama perjalanan mereka juga memunguti sampah yang tercecer trek pendakian. Selain itu, mereka juga memperbaiki serta memasang papan penunjuk arah di sepanjang jalur perjalanan menuju puncak.
Lelah, jenuh, dan jalur yang sulit ternyata membawa kami ke hadapan 'surga' Semeru. Akhirnya, kami pun sampai di Ranu Kumbolo. lanskap cantik danau yang fenomenal ini, sekilas menghipnotis seluruh pendaki. Akan tetapi, hari yang semakin gelap menyadarkan kami untuk segera membuat tenda. Hore! Malam ini kami bermalam di tepi Ranu Kumbolo.
Perlahan langit berubah menjadi gelap, dinginnya angin pegunungan menusuk seluruh badan. Malam di Ranu Kumbolo semakin terlihat cantik ketika kabut mulai turun ke permukaan. Ternyata, bukan tim kami saja yang bermalam di Ranu Kumbolo. Rombongan pendaki dari Malang bermalam bersama kami.
Untuk menghilangkan rasa dingin, kami pun membuat api unggun untuk menghangatkan diri. Marshmallow bakar serta hangatnya kopi menjadi pelengkap saat bermain kartu. Rasanya sudah tidak sabar melihat mentari terbit di Ranu Kumbolo.
Keesokan paginya adalah waktu yang paling ditunggu-tunggu oleh kami. Saat itu kami bisa melihat cantiknya sang mentari yang keluar dari tepian bukit. Ketika matahari telihat di ufuk timur, makin lama kabut di Ranu Kumbolo naik dan hilang di permukaan.
Puas melihat pemandangan matahari terbit kami sempatkan untuk menguji nyali naik ke Tanjakan Cinta. Konon, kalau Anda mampu menaiki tanjakan tersebut tanpa berhenti dan melihat ke belakang, setelah pulang Anda akan mendapatkan jodoh.
Sesampainya di puncak tanjakan cinta, kami bisa melihat cantiknya savana hijau Oro-oro Ombo. Lagi-lagi, kami bertemu dengan sekelompok pendaki. Uniknya, seluruh pendaki dalam rombongan tersebut menderita tuna rungu. Saat kami bertanya pada mereka, puncak Semeru menjadi target pendakiannya. Wow! Sungguh terharu melihat semangat mereka untuk melihat keindahan yang diciptakan oleh Tuhan.
Sayang, kami tak bisa lagi berlama-lama di Ranu Kumbolo. Kami harus segera kembali ke Surabaya karena ada kewajiban yang harus kami penuhi. Kami harus mengucapkan selamat tinggal pada Ranu Kumbolo, suatu saat kami pasti bisa mencapai puncak Semeru!

Menyibak Misteri Arcopodo Gunung Semeru


13480172551378044585
Gunung Semeru dengan awan erupsinya, dilihat dari Desa Ranu Pani
Mahameru berikan damainya
Di dalam beku Arcapada
Mahameru sebuah legenda tersisa
Puncak abadi para dewa
-Mahameru-

Demikianlah potongan lirik lagu Mahameru yang populer di pertengahan dekade 1990-an, yang membawa pendengarnya hanyut dalam romantisme persahabatan para pendaki gunung. Persahabatan yang menghangatkan dinginnya suhu gunung tertingi di Pulau Jawa. Sebuah lirik yang cukup untuk mewakili suasana pendakian dari Desa Ranupani hingga Puncak Mahameru.
1348017362825075244
Norman Edwin Berpose Bersama Arcopodo Tahun 1984
Sepotong lirik tersebut telah meninggalkan misteri bagi para pendaki tentang Arcopodo. Apa dan di manakah Arcopodo? Setiap pendaki yang berhasil mencapai Puncak Mahameru sudah pasti akan melewati Pos Arcopodo. Arcopodo dalam bahasa Jawa Kuno berarti Archa = arca Padha = tempat, merupakan sepasang arca tertinggi di Pulau Jawa yang terletak pada ketinggian 3002m dpl. Namun anda pasti akan kecewa ketika tidak mendapati sepasang arca tersebut di Pos Arcopodo, karena memang letaknya tidak di pos tersebut. Setelah dipublikasikan oleh Almarhum Norman Edwin, keberadaan sepasang arca ini seolah tenggelam dalam cerita-cerita para pendaki Gunung Semeru.
13480176021296537634
Foto Terbaru Arcopodo
Bertahun-tahun keberadaan arca ini menjadi misteri di kalangan pendaki, termasuk saya yang sudah beberapa kali mendaki ke Gunung Semeru. Sebuah kesempatan langka untuk mendampingi tim Ekspedisi Cincin Api Kompas ke Gunung Semeru akhirnya menjawab misteri yang selama ini memenuhi rasa penasaran saya. Ekspedisi Cincin Api Kompas merupakan ekspedisi lintas media yang terdiri dari Kompas Cetak, Kompas TV, dan Kompas.com dalam rangka menggali informasi mengenai pengaruh aktifitas vulkano-tektonik terhadap peradaban manusia. Sebuah ekspedisi menggali kearifan masyarakat lokal dalam menyikapi aktifitas kerak bumi yang terus bergerak dan tidak jarang menimbulkan bencana. Cincin api (ring of fire) merupakan istilah untuk menyebut daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudera Pasifik, sehingga sering disebut Cincin Api Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km.
134801773229797699
Arca Sebelah Kiri
Tidak ada yang istimewa bagi saya dalam pendakian ke sekian kalinya ini, kecuali bertemu jurnalis-jurnalis media massa nasional yang tidak pelit untuk membagi ilmu. Berinteraksi dengan para pengangkut logistik ekspedisi dengan dialek Tengger yang mereka tuturkan, merupakan sisi menarik lainnya yang saya peroleh. Tentu yang paling istimewa adalah perjumpaan saya dengan sepasang arca yang tersembunyi di punggungan tipis berbatas jurang-jurang nan dalam.
Setelah sukses mencapai Puncak Mahameru pada hari ketiga walau harus dihajar angin kencang, seluruh anggota tim ekpedisi kembali ke Pos Arcopodo untuk menyantap sarapan yang telah disiapkan tim pendukung. Sesuai rencana, kami akan mencoba menemukan sepasang arca tersebut dengan bantuan pemandu lokal yang bertugas sebagai pengangkut logistik tim ekspedisi.
Parningot Sinambela, demikianlah nama lengkap Pak Ningot yang telah menjadi teman saya selama menjadi sweeper/penyapu sepanjang perjalanan dari Desa Ranupani hingga Pos Kalimati. Beliau bercerita banyak tentang perjalanan hidupnya hingga bisa “terdampar” di Desa Ranupani yang jauh dari mana-mana ini. Berasal dari Asahan, sempat berjuang hidup di Jakarta hingga akhirnya berjodoh dengan gadis di pedalaman jajaran Pegunungan Tengger. Kini beliau hidup damai dengan ladang pertanian nan subur yang selalu mendapat nutrisi dari letusan Gunung Bromo dan Gunung Semeru.
13480178431981553394
Arca Sebelah Kanan
Kami harus naik kembali hingga batas vegetasi sebelum menyeberang cerukan-cerukan lahar untuk mencari punggungan di mana arca tersebut berada. Cerukan pertama berhasil kami lewati dengan lancar, namun tidak demikian dengan cerukan-cerukan berikutnya yang dirintis oleh Pak Ningot. Sungguh bukan perjalanan yang aman ketika harus melintasi cerukan aliran lahar ini, sedang di ujung cerukan telah menanti jurang-jurang yang cukup untuk meremukkan tulang. Saya pun terpaksa merintis jalur yang lebih aman untuk tim, sedangkan Pak Ningot telah bersantai sambil rebahan di bawah pohon cemara. Nampaknya beliau telah menemukan punggungan yang di maksud.
Seluruh anggota tim ekspedisi telah berhasil melewati kurang lebih lima cerukan yang nampak seperti guratan di tubuh Gunung Semeru ketika kita lihat dari jauh. Beristirahat sejenak di bawah teduhnya cemara gunung (Casuarina junghuhniana). Perjalanan kembali dilanjutkan dengan menuruni punggungan yang diyakini merupakan tempat kedua arca berada. Tak sabar rasanya untuk segera berjumpa dengan sepasang arca tersebut sehingga langkah tak terasa mengayun begitu cepat. Sesekali pandangan kami tujukan ke dalam jurang yang membatasi tempat kami berpijak. Langkah saya terus mengayun meninggalkan rombongan hingga pandangan terhenti pada lembaran atap seng yang acak-acakan. Berpaling ke belakang menatap wajah Pak Ningot, terdengar ucapan beliau yang mengisyaratkan kegembiraan, “nah.. itu dia” ujar beliau
1348017966249742303
Rekan Saya -Prasetyo Budi- Tengah Berpose di Depan Arcopodo
Tak tergambar kegembiraan saya ketika berhasil berjumpa dengan sepasang arca yang telah menjadi misteri di kalangan pendaki. Masih persis dengan publikasi Norman Edwin, sepasang arca yang sudah sulit untuk dikenali karena kedua kepalanya telah terpotong. Arkeolog Universitas Negeri Malang, Bapak Dwi Cahyono yang juga ikut dalam ekspedisi ini hingga hari kedua, menduga salah satu arca merupakan arca Bima yang merupakan perwujudan Siwa sebagai simbol penolak bala, dalam hal ini adalah untuk menolak amarah Gunung Semeru. Sepasang arca ini tepat menghadap ke utara, sehingga apabila kita menghadap ke arca tersebut pandangan kita juga akan tepat mengarah ke Puncak Mahameru.
1348018069622349935
Dokumentasi Arcopodo Koleksi Museum Tropen, Belanda
Masih terdapat sesaji berupa hasil bumi yang kami perkirakan berusia tidak lebih dari satu bulan. Walaupun arca ini sulit diakses, masyarakat Hindu Tengger masih rutin bersembahyang di situs ini. Mungkinkah ini arca yang sama dengan yang ada di foto koleksi Museum Tropen Belanda? Di mana dalam foto tersebut arca masih memiliki kepala, namun jumlahnya hanya satu buah. Tentu perlu tinjauan lebih mendalam untuk sampai pada kesimpulan itu. Satu yang pasti, Arcopodo bukanlah mitos yang menjadi bumbu cerita para pendaki di dalam tendanya. Arcopodo biarlah tetap di sana, di tempat yang menjadikannya sangat bernilai. Di tempat yang telah puluhan tahun setia melindunginya dari ancaman kolektor barang antik. Biarkan Arcopodo tetap menjalankan tugasnya “menjaga” amarah Gunung Semeru.

Monday, September 17, 2012

Mengenal Jenis part FRP, Akar Tamiya beserta ukurannya

Berikut adalah berbagai jenis FRP yg ada dipasaran :

Adapun ukuran dari jenis part FRP tersebut adalah sbb :

Untuk FRP side extension berfungsi sebagai penambah/extension agar roller dapat ditempatkan sesuai ukuran dari rules yg ada

Ada juga part yg disebut dengan High Grade Carbon FRP seperti pada gambar
*) pada gambar yg pertama sebagai penguat depan chasis Super1/FM

dan berikut adalah jenis akar Tamiya :

*) Sumber: ROF-Factory Jepang

Tips-tips Tamiya

Tips-tips ini adalah dari pengalaman saya ya walau Cuma sedikit mudah-mudahan bermanfaat
Agar tidak keluar jalur :
- Roler di miringkan kebawah (jangan terlalu miring)
- Gunakan roler yang deratnya (ada yang dua ada yang satu)
- Ratakan ban/Bubut ban sampai rata
- Sesuaikan ban depan dan ban belakang agar seimbang
Jika gear box patah :
- lubangi bagian gearbox dan sasis lalu pasang mur & baut
- pasang juga karet pengaman
tune up dinamo :
- bubut konektor sampai bersih dan rata
- bersihkan lilitan dan angkur (bisa dengan sabun dan air)
- bersihkan bagian dalam tabung
- pasang bras dengan yang lembut (lempengan)
- gunakan tabung lakher
tune up ban :
- bubut/ratakan ban sampai benar-benar rata
- bersihkan ban dengan bensin lalu di lap sampai bersih

Angkur dan Lilitan Yang Bagus Untuk Tamiya

Banyak sekali teman-teman penggemar tamiya yang bertanya kepada saya angkur apa yang bagus? jujur saya bingung apa yang bagus karena saya bukan master dalam tamiya (sudah pensiun dalam tamiya) tetapi menurut saya angkur dan lilitan yang bagus bukan tergantung ankur dan lilitannya saja tetapi pada saat melilitnya, saya pernah lihat dahulu saat masih main tamiya ada yang menggunakan angkur 0,8 mm dan lilitan 0,3 atau 0,45 (ga begitu jelas) dan larinya edan mantap kaya setan, saya juga liat ada yang memakai angkur 0,10 mm dan memakai lilitan 0,45 mm larinya juga edan, nah jadi saya simpulkan bahwa lilitan dan angkur apa yang bagus itu "relatif" tergantung bagaimana kita melilitnya, tetapi untuk mencobanya mungkn daftar ini bisa dipakai untuk belajar melilit :


1. Lilitan ukuran 0,30, 0,45, 0,5 mm dan angkur 10 mm

2. Lilitan ukuran 0,30, 0,45 mm dan angkur 10 mm

Angkur dan Lilitan Yang Bagus Untuk TamiyaDiatas bukanlah standar atau formula agar lilitan kencang, tetapi ini adalah lilitan dan angkur yang relatif lebih mudah untuk belajar melilit dinamo (sepengalaman saya), saya disini bukan master, saya hanya suka tamiya dan terus mencoba-coba segala hal tentang tamiya.

Semoga berhasil.

Tips Trik Menghaluskan Suara Tamiya

Walau saya dah ga maen tamiya lagi dan sudah ga aktif dalam dunia tamiya, tapi mudah-mudahan tips kecil ini bisa bermanfaat bagi teman-teman yang membutuhkan, Cara Melilit Dinamo Tamiya sudah saya post lalu Tips Trik Dalam Melilit juga udah nah mungkin tips kecil ini belum saya post, yaitu menghaluskan suara  tamiya, nah bagi yang sudah bisa melilit dinamo tamiya, dan masih mendapatkan suara yang 'jelek' atau masih kasar, nah tune up ini mungkin bisa membantu.

Suara bising pada tamiya pada dasarnya adala adanya gesekan, nah usaha kita untuk menguranginya adalah dengan meminimalisir gesekan, hal hal yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut :

- Gunakan klaher (bantalan peluru) pada setiap tempat yag terdapat gesekan, seperti pada as roda dan dinamo

- Geserkan gir langsung agar tidak terlalu menekan pada gir as roda

- Gunakan pelumas secukupnya, disarankan yang pakai semprotan yah.

- Bersihkan kotoran yang menempel di bagian yang terdapat gesekan, seperti as roda atau dinamo

- Minimalisir gesekan dengan mengokohkan rangka tamiya, beri bemper penguat dll lah 

Nah itu sedikit tips dari saya silahkan jika ada yang mau menambahkan.

Tips & Trik Menggulung Dinamo Tamiya MINI 4WD

Kini Saya akan posting tentang tamiya/Mini 4WD lagi, soalnya sudah ga main nih tapi mau ada pertandingan Sanyo 700 , tapi ga

ada salahnya saya berbagi tips dan tik untuk memaksimalkan hasil lilitan (Gak Jamin Kencang larinya ya soalnya tergantung

nasib *-*), ayo langsung saja tips nya :

1. Luruskan Senar
Meluruskan senar dengan lap / kain (berbahan kaos) sangat penting, karena jika senar tidak lurus maka lilitan tidak akan rapi

dan tidak akan bekerja maksimal sebab arus listrik tidak berjalan dengan baik.




2. Kencangkan Lilitan
Mengencangkan lilitan berguna agar tidak merubah lilitan sehingga dapat melancarkan aliran listrik dan daya putarnya. ini

juga berfungsi agar lilitan kokoh menempel pada angkur, Agar tidak berantakan pada saat melilit dinamo tamiya.

3. Lem Hasil Lilitan
Setelah selesai dalam melilit dinamo lem lilitan (yang seperti gunung) dengan lem Alteco / Proton yang lebih bagus, agar tidak merubah posisi,


4. Solder Lilitan

mungkin teman-teman ada yang dengan cara menyolder bagian pada konektornya, Saya menyarankan agar setelah selesai melilit

dinamo tamiya cek dengan multi tester apakan ada yag terbuka ato terkelupas kawat yang kita lilit tadi, kalau tidak ada

langsung solder agar arus lebih bagus, lalu di kasih lem semuanya agak tidak ada arus yang keluar.

Selamat mencoba teman-teman, kita belajar bersama, semoga berhasil. Go For SPEED

Contoh Gambar Gulungan/Lilitan Dinamo Mini 4WD


Cara Melilit/Mengkilik/Menggulung Dinamo Tamiya

Nah mungkin Bagi Anda yang Baru saja menggandrungi Hoby bermain Tamiya mungkin bertanya-tanya bagaimana cara melilit dinamo biar lari Mobil Tamiya menjadi lebih kencang dari Dinamo bawaan Pabrik.

Nih saya berikan tips cara melilit / menggulung Dinamo TAMIYA.
Sediakan peralatan sebagai berikut :
-Kawat Tembaga ukuran 0,4 / 0,5 / 0,6 / 0,7 / 0,8 / 0,9 (tergantung keinginan dan Panjangnya Trek)
-Angkur / Angker (dinamo kosongan)
-Pisau / Cutter (untuk mengupas lapisan tembaga)
-Tester / Multy Tester Digital
-Solder
-Kipas Angin (kali aja kepanasan) heheheheeeeee

Caranya:
-Kupas sedikit ujung kawat yang akan di kait kan ke kepala Dinamo (Arang)
-0,6 =Double , 0,8 =Single
-letakkan susunan kawat serapi mungkin di setiap sisi / ke3 sisinya
-Kupas setiap akan di kaitkan ke Arang
- Untuk kawat 0,8 dasar gak tentu tergantung angker ; misal muat 5 susunannya adalah ( 5,4.3,2,1 )

Mau lebih jelasnya liat Gambar nya aja deh



Ni Contoh Gulungan Singgle (0,8) dan Double (0,6)










Skema Gambar Cara Melilit / Menggulung Dinamo Tamiya

Halo Sobat Pecinta TAMIYA di seluruh Indonesia

Mungkin Bagi teman-teman yang baru bermain Tamiya atau Mini 4WD dan ingin belajar cara melilit /menggulung /mengkilik dinamo Tamiya / Mini 4WD bukan RC ya...heee

Berikut akan saya perlihatkan jenis Kawat, warna kawat dinamo tamiya dan skema cara melilit dinamo tamiya dengan gambarnya agar sobat semua bisa langsung praktek.

Ada contoh gulungan singel, Dobel/Double, Triple /3lapis, Quartet/4lapis, Panca/5lapis kawat.

gambar angkur / angker yang bagus beserta warna kawat tembaga Tamiya

berikut contoh gambarnya :



kawat jerman merah 0,8
kawat hitam 0,8



kawat philips 0,6 dan 0,8
kawat silver 0,6 angkur HJH belimbing 11 mm
kawat merah putih 0,8


twin / dobel /double kawat merah
twin