Puncak Mahameru adalah nama dari puncak Gunung Semeru, selain Jonggring
Saloka. Banyak jalur untuk mencapai puncak Gunung Semeru. Dan ada jalur
pintas yang bisa dipilih para pendaki Semeru, yakni jalur Gunung Ayek -
Ayek. Jalur yang biasa digunakan oleh para pendaki lokal.
Kondisi jalur sangat curam dan cukup berbahaya. Untuk menemukan jalur
ini dari desa Ranu Pani perjalanan bisa dimulai dengan melintasi kebun
sayuran penduduk yang berupa tanaman bawang dan kol ( kubis ). Melintasi
kawasan kebun sayuran di siang hari terasa panas dan berdebu sehingga
akan lebih baik jika pendaki mengenakan kacamata dan masker penutup
hidung.
Ranu Pani adalah salah satu desa yang dihuni oleh masyarakat Suku Tengger, selain desa Ngadas, Cemoro Lawang, Ngadisari, dll. Masyarakat
Tengger hidup dengan menanam sayur - sayuran.
Di desa Ranu Pani ini air bersih diperoleh dari kran - kran yang di
salurkan ke rumah penduduk di siang hari dengan volume air yang sangat
kecil sehingga di pos pendakian Ranu Pani kadangkala tidak terdapat air
bersih di siang hari, namun di malam hari air bersih di pos pendakian
berlimpah karena aliran ke rumah penduduk di hentikan di malam hari.
Selanjutnya akan dijumpai sebuah pondok yang dipakai untuk keperluan
penghijauan Gunung Semeru.
Jalur agak landai dan sedikit berdebu melintasi kawasan hutan yang
didominasi oleh tanaman penghijauan berupa akasi dan cemara gunung.
Jalur selanjutnya mulai menanjak curam menyusuri salah satu punggungan Gunung Ayek - ayek. Di sepanjang jalur ini kadangkala dapat ditemukan
jejak - jejak kaki dan kotoran binatang. Burung dan aneka satwa seringkali
terlihat berada disekitar jalur ini.
Mendekati puncak Gunung Ayek - Ayek pohon cemara tumbuh agak berjauhan
sehingga pendaki dapat melihat ke bawah ke arah desa Ranu Pani. Desa
Ngadas juga nampak sangat jelas. Pendaki dapat beristirahat di celah
gunung untuk berlindung dari hembusan angin. Di tempat ini pendaki juga
bisa melihat dinding Gunung Tengger yang mengelilingi Gunung Bromo,
kadang kala terlihat kepulan asap yang berasal dari Gunung Bromo.
Setelah melintasi celah gunung yang agak licin dan berbatu pendaki harus
menyusuri sisi Gunung Ayek - ayek agak melingkar ke arah kanan. Di
samping kiri adalah jurang terbuka yang menghadap ke bukit - bukit yang
ditumbuhi rumput, bila pendakian dilakukan di siang akan terasa sangat
panas. Di kejauhan kita dapat menyaksikan puncak mahameru yang
bersembunyi di balik Gunung Kepolo, sekali - kali nampak gunung Semeru
menyemburkan asap wedus gembel.
Jalur mulai menurun tetapi perlu tetap waspada karena rawan longsor.
Tumbuhan yang ada berupa rumput dan cemara yag diselingin Edelweis.
Masih dalam posisi menyusuri tebing terjal sekitar 30 menit kita akan
tiba di tempat yang agak datar, celah yang cukup luas pertemuan dua
gunung. Di sini pendaki dapat beristirahat sejenak melepaskan lelah.
Beberapa tanaman Edelweis tumbuh cukup tinggi sehingga dapat digunakan
untuk berteduh dari sengatan Matahari.
Setelah puas beristirahat perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri tebing
terjal yang agak melingkar ke arah kiri. Tumbuhan yang ada berupa
rumput yang agak rapat dan tebal, beberapa pohon cemara tumbuh agak
berjauhan di sepanjang jalur.
Di sepanjang jalur ini pendaki tidak bisa
saling mendahului sehingga harus berjalan satu persatu. Sekitar 30 menit
menyusuri tepian tebing terjal akan tampak di depan kita bukit dan
padang rumput yang sangat luas.
Sampailah kita di padang rumput yang sangat luas yang disebut Pangonan
Cilik.
Pemandangan di pagi hari dan sore hari di tempat ini sangat indah luar
biasa, kita tidak akan bosan memandangi bukit - bukit yang ditumbuhi
rumput. Padang rumput ini dikelilingin tebing - tebing yang ditumbuhi
pohon cemara dan Edelweis. Sekitar 45 menit melintasi padang rumput
selanjutnya berbelok ke arah kiri maka sampailah kita di sebuah danau
yang sangat luas yang disebut danau Ranu Kumbolo.
Tambahan:
Pendaki pertama yang mendaki Gunung Semeru adalah Clignet ( 1838 ) seorang
ahli geologi berkebangsaan Belanda dari sebelah barat daya lewat
Widodaren, selanjutnya Junhuhn ( 1945 ) seorang ahli botani
berkebangsaan Belanda dari utara lewat Gunung Ayek - ayek, Gunung
Inder - inder dan Gunung Kepolo. Tahun 1911 Van Gogh dan Heim
lewat lereng utara dan setelah 1945 umumnya pendakian dilakukan lewat
lereng utara melalui Ranu Pani dan Ranu Kumbolo seperti sekarang ini.
No comments:
Post a Comment