Monday, December 31, 2012

Misteri Zona Segitiga : Halimun, Salak, dan Gede

Anda ingat dengan jatuhnya Pesawat Shukoi Superjet 100 di kawasan Gunung Salak? Hal tersebut kembali mengingatkan tentang zona segitiga, yakni Gunung Halimun, Gunung Salak dan Gunung Gede yang selalu di bumbui dengan hal berbau misteri.


www.belantaraindonesia.org

Lokasi ketiga gunung tersebut saling berdekatan. Pasalnya, di lokasi Gunung Salak memang sering terjadi beberapa hal yang aneh terutama kejadian pesawat jatuh. Ada kecenderungan suatu pola di mana pesawat jatuh di tempat yang sama, di tahun 1966 helikopter yang ditumpangi Laksamana RE Martadinata jatuh, sampai sekarang penyebabnya tidak diketahui.

Lalu banyak pesawat jatuh di sekitar lokasi yang sama sekitar Gunung Salak dan Gunung Halimun. Gunung Halimun dianggap sebagai gunung paling angker sejak masa Mataram Sultan Agung. Sampai saat ini banyak peristiwa jatuhnya pesawat di sekitar segitiga Gunung Halimun - Gunung Salak - Gunung Gede yang tidak diketahui penyebabnya.

Banyak yang bilang energi ketiga gunung itu ada di Istana Cipanas. Di sana, ada sebuah gedung yang dibangun Bung Karno namanya Gedung Bentol. Di gedung tersebutlah Bung Karno selalu bermeditasi sejak dia menempati Istana Merdeka di tahun 1949. Sumber air panas yang letaknya di belakang gedung sering disebut sebagai energi dari Siliwangi.

Gunung Halimun Dan Gunung Salak ini disucikan oleh pemeluk Sunda Wiwitan, mirip Gunung Lawu yang disucikan Majapahit, tak boleh ada yang melintasi di atasnya, burungpun bisa mati bila melewati satu titik tanah yang sakral tersebut.

Apakah jatuhnya Pesawat Sukhoi Superjet 100 ada hubunganya dengan lokasi sakral di Gunung Halimun dan Gunung Salak tersebut? Benarkah di Segitiga Gunung Halimun - Salak - Gede terdapat kekuatan medan magnetis seperti di Segitiga Bermuda dan Segitiga Formosa?

Terlepas dari cerita tersebut, yang pasti dalam catatan sejarah kelam penerbangan di kawasan ini sudah delapan kali pesawat hilang di segitiga tersebut. Berikut serentetan peristiwa jatuhnya pesawat di kawasan segitiga tersebut:

- Pada tahun 1966 helikopter yang ditumpangi Laksamana RE Martadinata jatuh, sampai sekarang penyebabnya tidak diketahui.

-10 Oktober 2002
Pesawat Trike bermesin PKS 098 jatuh di Lido, Bogor. Korban: 1 tewas.

- 29 Oktober 2003
Helikopter Sikorsky S-58T Twinpac TNI AU jatuh di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Korban: 7 tewas.

- 15 April 2004
Pesawat paralayang Red Baron GT 500 milik Lido Aero Sport jatuh di Desa Wates Jaya, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Korban: 2 tewas.

- 20 Juni 2004
Pesawat Cessna 185 Skywagon jatuh di Danau Lido, di Cijeruk, Bogor. Korban: 5 tewas.

- Juni 2008
Pesawat Casa 212 TNI AU jatuh di Gunung Salak di ketinggian 4.200 kaki dari permukaan laut. Korban: 18 tewas.

- 30 April 2009
Pesawat latih Donner milik Pusat Pelatihan Penerbangan Curug jatuh di Kampung Cibunar, Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor. Korban: 3 tewas.

- 09 Mei 2102 Sukhoi Superjet 100 jatuh di Desa Cipelang Kecamatan Cijeruk, korban 47 tewas

Adakah penyebabnya terkait dengan keangkeran lokasi? Cerita mistis kawasan Gunung Salak yang menelan korban pesawat dan pendaki pun sudah bukan rahasia umum. Masih ingatkah Anda dengan hilangnya sejumlah pendaki gunung di kawasan segitiga itu?

Berikut rentetan peristiwa pendaki yang hilang di Gunung Salak,

- April 1987
7 siswa STM Pembangunan Jakarta Timur, tewas di jurang Curug Orok

- 6 Oktober 2002
Pemuda bernama Mad Rizal ( pendaki ) tewas

- 7 Juli 2007
6 pelajar SMPN 67 Jakarta Selatan , tewas di kawah Ratu Gunung salak karena menghirup gas beracun

- Februari 2009
7 orang pendaki gunung yaitu mahasiswa Universitas Yarsi tersesat. Hari ke 4 baru di temukan

- 29 Januari 2010
6 pendaki dari UIN Yogyakarta hilang kontak. Tim SAR berhasil menemukan.

- 26 Desember 2010
Dita Sintawari, siswi SMAN 5 Bogor, hilang saat pendakian di Gunung Salak dan di temukan selamat

- 13 September 2010
Mayat perempuan di temukan tewas membusuk di salah satu makam di puncak Manik Gunung Salak. Di temukan para pendaki saat hendak turun.

- 23 Maret 2011
Seorang pendaki tewas akibat tersesat

- 6 Februari 2012
Fajar Ahrohman ( Pendaki ), Mahasiswa Universitas Budi Luhur Jakarta tewas

Gunung Salak memang indah namun memiliki jalur yang cukup sulit dengan medan hutan yang rapat. Memang tidak jarang pendaki yang menjelajahi gunung tersebut. Tapi dari cerita yang beredar, kebanyakan mereka hilang atau tidak kembali lagi.

Di wilayah sekitar Halimun Bogor dan sekitarnya, ada benteng - benteng milik Prabu Siliwangi yang tak kelihatan, pusat kerajaan ada di Gunung Salak. Sebenarnya ini sudah menjadi rahasia umum. Catatan sejarah soal Kerajaan Siliwangi pasca kehancurannya setelah diserang Kesultanan Banten pada tahun 1620 - an, adalah catatatan pertama kali dari Scipio yang melakukan ekspedisi sekitar tahun 1687.

Ekspedisi ini mencatat ada ratusan macan gembong atau harimau bertempat tinggal di sebuah bangunan dekat Kebun Raya Bogor sekarang, selain itu ditemukan rawa yang berisi badak di sekitar Sawangan, dinamakan Rawa Badak dimana di ujung Rawa Badak ditemukan juga situs parit dan bekas tembok keraton yang dijadikan sarang macan, sekarang sarang macan ini dikenal pertigaan beringin di Sawangan. Selain catatan - catatan arkeologi, ada catatan mistis tentang segitiga Bogor.

Orang zaman dahulu lebih mengenal Gunung Salak dengan sebutan Gunung Buled ( bulat ) karena bentuk puncaknya menyerupai lingkaran. Konon, penamaan Salak berasal dari penemuan buah salak besar. Gunung Salak pernah meletus dua kali. Yang pertama pada tahun 1669 dan kedua tahun 1824. Letusan pertama sempat meratakan desa atau wilayah yang berada di bawahnya. Menurut dia, di kaki Gunung Salak pernah berdiri kerajaan Hindu pertama di Jawa Barat dengan nama Salakanagara pada abad ke - 4 dan 5 Masehi.

Kemungkinan besar, penamaan Salak berasal dari kerajaan ini karena dilihat dari konsonan vokal terdapat kemiripan. Salakanagara dipimpin oleh seorang raja dengan gelar Raja Dewawarman I - VIII. Tidak jelas nama asal usul dan nama asli para raja yang menguasai semenanjung Sunda tersebut, namun terungkap jika mereka berasal dari India Selatan.

Terungkapnya kerajaan Salakanagara bermula dari penemuan tulisan Raja Cirebon yang berkuasa tahun 1617 Wangsakerta, yang ditemukan pada abad ke - 19 Masehi. Dari sinilah kemudian diketahui, jika kerajaan Hindu pertama di Jabar bukan Tarumanagara, tapi Salakanagara.

Ada kurang lebih 20 kitab yang tersebar dan dikumpulkan oleh peneliti asal Belanda dan Indonesia. Tulisan Wangsakerta sempat menyinggung tentang Salakanagara yang dipimpin oleh Raja Dewawarman dari India Selatan.

Konon, Raja Dewawarman memiliki banyak sekali keturunan. Di antaranya pernah menjadi raja besar di Tanah Jawa seperti Purnawarman yang memerintah Tarumanagara dan Mulawarman raja dari Kutai Kartanagara. Tapi, meletusnya Gunung Salak pada tahun 1669 diduga ikut mengubur barang peninggalan bersejarah dari kerajaan Salakanagara.

Ada kecenderungan suatu pola dimana pesawat jatuh di tempat yang sama, di tahun 1966 helikopter yang ditumpangi Laksamana RE Martadinata jatuh, sampai sekarang penyebabnya tidak ketahuan. Lalu banyak pesawat jatuh di sekitar lokasi yang sama sekitar Gunung Salak dan Gunung Halimun.

Ada tiga gunung yang dianggap angker di masa Mataram Sultan Agung, pertama Gunung Merapi, Kedua Gunung Slamet dan Ketiga Gunung Halimun, diantara ketiganya Gunung Halimun - lah yang dianggap paling angker karena memiliki misteri luar biasa. Sampai saat ini banyak peristiwa jatuhnya pesawat di sekitar segitiga Gunung Halimun - Gunung Salak - Gunung Gede.

Daya energi ketiga gunung itu ada di Istana Cipanas, sekitar gedung yang dibangun Bung Karno namanya Gedung Bentol, tempat dimana Bung Karno selalu bermeditasi sejak dia menempati Istana Merdeka di tahun 1949. Di belakang Gedung Bentol ada sumber air panas, yang merupakan energi dari Siliwangi.

Dari cerita diatas, adakah hubungannya dengan kejatuhan pesawat Sukhoi yang terkena medan magnetis Gunung Halimun - Salak - Gede? Terlebih dikatakan kondisi pesawat Sukhoi dalam keadaan prima dan merupakan pesawat terbaik milik Rusia.

Misteri Gunung Salak kini banyak dikaitkan dengan jatuhnya Sukhoi Superjet 100. Prabu Siliwangi, menurut cerita mistik, adalah penunggu Gunung Salak.  Gunung Salak ini oleh warga sekitar juga dianggap angker. Hal ini terkait dengan adanya mitos Prabu Siliwangi, raja Padjajaran yang sampai saat ini kuburannya pun belum diketahui letaknya.

Konon, Prabu Siliwangi menghilang di Gunung Salak untuk menghindari kejaran Kian Santang. Prabu Siliwangi yang bersembunyi di belantara kemudian terkepung.Tapi ajaibnya, sang Prabu bisa meloloskan diri dengan mengapung ke udara. Tempat menghilangnya Prabu Siliwangi tersebut kemudian dinamakan ‘pengapungan’ yang berlokasi tidak jauh dari Kawah Ratu.

Di kawasan Gunung Salak ini juga terdapat banyak makam para raja. Menurut juru kunci Gunung Salak, H.Marsa, setidaknya ada  40 makam kuno yang berusia ratusan tahun. Selain makam, ada juga petilasan suci yang banyak tersebar di berbagai titik, seperti petilasan Prabu Siliwangi yang berada di kaki Gunung Salak, Bogor dengan total mencapai lebih dari 91 lokasi.

Ada yang menyebutkan bahwa Gunung Salak merupakan lokasi tempat pernikahan antara manusia dan jin. Adapula cerita yang menyebutkan bahwa lokasi itu karena keangkerannya, dijadikan tempat penyimpanan harta Belanda berupa emas saat menjajah Indonesia.

Di kawahnya yang juga disebut “Kawah Ratu” masih terdapat sumber sulfur dan belerang baik berupa gas, uap ataupun kubangan yang panas dan mendidih. Kawah itu bisa dengan tiba - tiba mengeluarkan asap belerang yang meracuni paru - paru. Ada sederet peristiwa di wilayah tersebut yang korbannya meninggal dunia.

Karena kondisi tersebut, maka kawah Ratu juga dianggap sebagai lokasi yang keramat dan berbahaya oleh warga sekitar dan para pecinta alam.

No comments:

Post a Comment